Untuk mu masa lalu ku.
Memikirkanmu setiap
saat , sepanjang hari, sekarang selalu menjadi hal yang menyedihkan bagiku.
Tapi kasih Alloh meredam pedihku. Hal yang terberat bagiku, bukan pada saat
melihatmu ketika aku sudah kehilanganmu. Tapi saat mengenang dirimu.
Sakit dan luka ku
karena kamu, karena memohon dan mengejarmu, bukan datang tanpa arti. Bahkan
karna punya arti, maka rasa itu datang dan bertengger di kehidupanku.
Melupakanku tidak bisa
sekejap yang kamu pikirkan. Kamu tidak akan sanggup menghapus segala hal
tentang aku. Tidak akan semudah yang kamu bayangkan. Kamu bisa memakai seluruh
tenagamu untuk menghapus aku dari bagian penting dalam hidupmu, percayalah itu
sia-sia. Butuh seumur hidup.
Pilihanmu hanya dua,
menjalani hidup bersama ku, atau menjalani hidup bersama kenangan tentang ku.
Kamu akan merasakan benar-benar kehilangan, ketika pikiran burukmu, dan rasa
letih tak bergunamu kepadaku mulai memudar dan berkurang.
Hanya kamu yang
membenarkan tindakanmu, bahwa dengan melepasku, beban di hidupmu sedikit
berkurang. Aku tidak beranggapan salah terhadap keputusanmu, tapi bukan kah
bebanmu akan semakin bertambah ketika kamu menyadari tidak ada lagi wanita di
sampingmu seperti aku? Sejujurnya, itu adalah kabar baik yang datang di saat
yang buruk. Tapi tidak tepat waktu.
Yang minta hati aku itu
ya kamu, aku tinggal nyerahin aja kok. Sampe pada akhirnya kamu sendiri yang
mengembalikannya lagi. Semudah itu? Semua orang itu pasti pernah ngrasain
capek, cepek berjuang buat hal yang ngga pasti. Tapi kamu menyerah di waktu
yang salah.
Karna kepastian itu
bukan tidak akan pernah datang, ia hanya terlambat. Dan ketika kepastian itu
datang kepadaku, kamu terlanjur pergi terlalu jauh. Sekarang aku punya kepastian, tapi aku tidak
punya kamu. Ini memang takdir atau pertanda? Pertanda bahwa aku harus
mengejarmu? Atau memang takdir bahwa aku tidak bisa memiliki kepastian
sekaligus memiliki kamu.
Tapi aku sendiripun
tidak yakin, jika aku mengejarmu dan memberikan kepastian itu kepadamu, kamu
akan meminta hatiku kembali. Aku tidak minta waktumu, tidak minta kesabaranmu,
tidak minta kamu untuk menunggu, aku cuma minta kamu untuk mendengarkan
perasaanmu.
Aku yakin masih banyak
cinta di hatimu untukku dan masih tertera namaku di otakmu. Ya, tapi seluruh
pikiranmu mengambil alih dirimu. Terlalu banyak hal yang terjadi diantara kita
yang selalu patut di perjuangkan.
Aku diam bukan berarti
menyerah. Aku hanya menunggu kesediaan dirimu untuk di perjuangkan oleh ku.
Hati mu tidak pernah berubah, yang berubah adalah cara pandangmu terhadap
diriku. Aku terima itu, seburuk apapun ocehanmu tentang aku. Aku hanya tidak
mau terus bermimpi tentang mu, tanpa pamrih melihatmu jelas di depan mataku.
Ya, ini karena aku terlalu rindu padamu.
Kamu tau, aku tidak
benar-benar seburuk yang kamu kira. Hatimu menerima, tapi akal mu menolak semua
hal yang tidak sesuai dengan dirimu, termasuk aku. Aku angkuh bukan berarti
tidak lagi mencintaimu, tapi karna aku benci melihatmu semakin berlari
menjauhiku.
Keinginan ku sederhana,
aku hanya ingin semua baik-baik saja, benar-benar baik-baik saja. Aku harap
kamu punya keinginan yang sama, walaupun aku harus menunggu lebih lama.
Sekarang, aku sangat sedih. Sangat terjatuh, dan semua terasa sakit. Tapi, bagi
ku hidup terlalu cepat untuk menyerah. Apalagi menyerah untuk seseorang yang
penting untuk hidup aku.
Aku
tau, aku paham, dan aku sangat menyadarinya. Ini seperti hukuman yang Alloh
berikan kepada aku, lewat kamu. Untuk segala kesalahan yang aku buat di masa
lalu, untuk segala hal yang aku perbuat hingga menyakitkan dirimu.
Tapi,
aku memilih untuk memperjuangkan mu seumur hidup, dari pada aku harus hidup
selamanya tanpa kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar