Thinking of him.
Cerita kita, dimulai dari sini.
Di
mulai dari hati yang sama-sama rapuh. Jauh dari kata bahagia. Aku menemukan mu,
ketika tidak ada lagi kata “HARAPAN”. Aku mengenalmu, ketika hampir semua orang
menghakimiku. Aku tidak punya satupun alasan untuk bertahan. Apalagi berusaha
menjalaninya. Aku kehilangan keyakinan.
Hari-hari yang kita
jalani, tidaklah jauh berbeda. Cukup menyedihkan, harus memaksakan diri
menerima apa yang seharusnya tidak pantas kita terima. Sakit, tapi jika bukan
karena sakit, kita tak mungkin saling bercerita. Berbagi luka, ini alasan Tuhan
mendekatkan kita.
Hatiku tidak akan
pernah sekuat ini, jika Tuhan tidak mengirimkanmu untuk menjadi seorang yang
membuat satu harapan kecil dihidupku. Mulai dari hari itu aku menyebutmu
“SESEORANG”. Ya, dan namamu selalu menjadi coretan kecil di lembaran bukuku.
Buku sekolahku, sekolah kita.
Menyapamu dan tersenyum
malu di hadapanmu, ini yang paling aku rindu. Setiap saat aku hanya bisa
menutupi perasaanku terhadapmu. Takut. Takut hanya aku yang menyukaimu. Dan
kamu tidak mempunyai perasaan yang sama denganku. Menunggumu datang
menghampiriku, ini salah satu alasan terbesarku untuk tetap menghadapi mereka
yang membuat luka di hidupku.
Bercerita setiap hari
deganmu dan mendengar segala kekecewaanmu tentang kisah cintamu, adalah hal
yang tidak pernah terlewatkan. Diam-diam aku mengagumimu, tapi tidak pernah
terucapkan dari mulutku. Aku terlalu bahagia di sampingmu. Terlalu cepat
menjadi teman dekat. Aku tidak peduli dengan pemikiran itu.
“THINKING OF HIM” , ya
aku menulis ini karena aku memang memikirkanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar