Minggu, 12 Juli 2015



Thinking of him.

Cerita kita, dimulai dari sini.
            Di mulai dari hati yang sama-sama rapuh. Jauh dari kata bahagia. Aku menemukan mu, ketika tidak ada lagi kata “HARAPAN”. Aku mengenalmu, ketika hampir semua orang menghakimiku. Aku tidak punya satupun alasan untuk bertahan. Apalagi berusaha menjalaninya. Aku kehilangan keyakinan.
Hari-hari yang kita jalani, tidaklah jauh berbeda. Cukup menyedihkan, harus memaksakan diri menerima apa yang seharusnya tidak pantas kita terima. Sakit, tapi jika bukan karena sakit, kita tak mungkin saling bercerita. Berbagi luka, ini alasan Tuhan mendekatkan kita.
Hatiku tidak akan pernah sekuat ini, jika Tuhan tidak mengirimkanmu untuk menjadi seorang yang membuat satu harapan kecil dihidupku. Mulai dari hari itu aku menyebutmu “SESEORANG”. Ya, dan namamu selalu menjadi coretan kecil di lembaran bukuku. Buku sekolahku, sekolah kita.
Menyapamu dan tersenyum malu di hadapanmu, ini yang paling aku rindu. Setiap saat aku hanya bisa menutupi perasaanku terhadapmu. Takut. Takut hanya aku yang menyukaimu. Dan kamu tidak mempunyai perasaan yang sama denganku. Menunggumu datang menghampiriku, ini salah satu alasan terbesarku untuk tetap menghadapi mereka yang membuat luka di hidupku.
Bercerita setiap hari deganmu dan mendengar segala kekecewaanmu tentang kisah cintamu, adalah hal yang tidak pernah terlewatkan. Diam-diam aku mengagumimu, tapi tidak pernah terucapkan dari mulutku. Aku terlalu bahagia di sampingmu. Terlalu cepat menjadi teman dekat. Aku tidak peduli dengan pemikiran itu.
“THINKING OF HIM” , ya aku menulis ini karena aku memang memikirkanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar