SENJA KU TAK LAGI JINGGA
Hai lelaki senjaku, kau tahu
sore ku tak seindah dulu ketika berdua denganmu diatas motor. Melewati jalanan
sambil jari-jarimu menyelusup ke sela jari-jariku. Ah rasanya tak ada habisnya
membicarakanmu dengan senja. Mengapa semua berakhir begitu cepat?? Sungguh di
dalam lubuk hatiku yang paling dalam ada sebuah namamu disini.
Sudah kucoba untuk ikhlas atas
kepergianmu lelaki senjaku. Tetapi bagaimana bisa melupakan mu? Jika senja
datang membawa sebuah kenangan tentang kita? Aku disini meratapinya sendirian,
kulihat bayangku di danau. Betapa malangnya diriku, masih saja memikirkan kamu
masa laluku. Entah akan sampai kapan begini?
Apa kau tahu? Senja tak lagi
indah warnanya ketika tanpa dirimu. Oh tidak, aku mencela anugrahNYA. Apa
mungkin aku berkata seperti ini saat senjaku tak lagi indah bersamamu kala itu.
Mungkin saja benar. “Lihat senja itu, masih tetap indah walau dinikmati
sendirian” Kata seseorang menghampiriku yang malang.
Memang benar, senja masih
terlihat indah dimata orang. Tapi tidak dihatiku, karna mungkin aku belum
terbiasa. Akan ku coba menikmati senja indah meski tanpanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar