Jika nanti kau tercipta bukan untukku
Dulu, aku tak pernah mengira.
Membayangkannya pun tak mau. Tapi pada akhirnya ketakutan ku pun terjadi. Kau
yang aku cintai diam-diam secara dalam-dalam selama delapan bulan. Menjatuhkan
cinta tepat di hati mantan kekasihmu. Ah, mengesalkan kepada siapa aku harus
menyalahkan? Tak ada yang salah? Mana mungkin terjadi seperti ini. Andai saja
dulu aku sempat mengucapkan perasaan ku.
Penyesalan
memang selalu datang terakhir, yang awal itu harapan. Semua sudah terjadi. Aku
merasa menjadi wanita paling bodoh sedunia. Mengapa aku tak sempat mengutarakan
perasaan ku? Perkara kau mencintaiku balik atau tidak itu nanti. Setidaknya,
kau lelaki yang begitu aku damba mengerti bahwa ada wanita dari masa depan yang
sangat mencintaimu. Semuanya terlambat, kamu lebih memilih wanita dari masa
lalumu. Maka berbahagialah kamu dengan pilihanmu tuan. Aku yang pertama akan
menyalahkan diriku sendiri saat melihat muka mu murung, karna tak bisa
membahagiakan mu.
Mohon,
kenang aku sebagai anak kecil yang selalu merepotkan hidupmu. Mencintaimu
terlampau dalam, membuatmu menimbang setiap malam. Kenang aku sebagai gadis
manis berjilbab yang selalu membangunkan tidur nyenyak mu di pagi hari. Kenang
aku sebagai wanita yang selalu membuatkan secangkir teh hangat tanpa kau
memintanya. Kenang aku sebagai anak sekolah yang selalu kau antarkan
berangkatnya. Terimakasih untuk semuanya, aku masih mampu mencintaimu diam-diam
dengan luka dalam-dalam melihatmu dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar