Minggu, 27 Desember 2015





Jika nanti kau tercipta bukan untukku


Dulu, aku tak pernah mengira. Membayangkannya pun tak mau. Tapi pada akhirnya ketakutan ku pun terjadi. Kau yang aku cintai diam-diam secara dalam-dalam selama delapan bulan. Menjatuhkan cinta tepat di hati mantan kekasihmu. Ah, mengesalkan kepada siapa aku harus menyalahkan? Tak ada yang salah? Mana mungkin terjadi seperti ini. Andai saja dulu aku sempat mengucapkan perasaan ku.

          Penyesalan memang selalu datang terakhir, yang awal itu harapan. Semua sudah terjadi. Aku merasa menjadi wanita paling bodoh sedunia. Mengapa aku tak sempat mengutarakan perasaan ku? Perkara kau mencintaiku balik atau tidak itu nanti. Setidaknya, kau lelaki yang begitu aku damba mengerti bahwa ada wanita dari masa depan yang sangat mencintaimu. Semuanya terlambat, kamu lebih memilih wanita dari masa lalumu. Maka berbahagialah kamu dengan pilihanmu tuan. Aku yang pertama akan menyalahkan diriku sendiri saat melihat muka mu murung, karna tak bisa membahagiakan mu.

          Mohon, kenang aku sebagai anak kecil yang selalu merepotkan hidupmu. Mencintaimu terlampau dalam, membuatmu menimbang setiap malam. Kenang aku sebagai gadis manis berjilbab yang selalu membangunkan tidur nyenyak mu di pagi hari. Kenang aku sebagai wanita yang selalu membuatkan secangkir teh hangat tanpa kau memintanya. Kenang aku sebagai anak sekolah yang selalu kau antarkan berangkatnya. Terimakasih untuk semuanya, aku masih mampu mencintaimu diam-diam dengan luka dalam-dalam melihatmu dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar