Tahun Baru
Kembang api,
botol-botol bir, dan kalender baru. Aku tanpa kamu. Disini aku menikmati
pergantian malam tahun baru di balik jendela kamar ku, hanya mampu mendengar
suara-suara kembang api ditemani laptop dan sebotol bir. Aku iri, kepada dia mantan
kekasihmu, yang sekarang menjadi kekasih mu. Dia mampu tertawa bersamamu,
bercerita denganmu, di ruangan yang sama denganmu. Menikmati kembang api berdua
denganmu, romantisnya.
Saat jam menunjukkan waktu 00.00 WIB
langit malam berubah menjadi hamparan kembang api. Semua orang sibuk
mengucapkan “happy new year” ke sesamanya. Aku berdiam diri menatap kembang api
dari balik kaca jendela. Semua terlihat jelas dari sini, sejenak aku menutup
kedua mata ku dan berdoa agar aku dikuatkan pada cobaan ini. Aku tidak meminta
Tuhan ini segera berakhir atau tidak pernah terjadi, aku hanya minta agar aku
sanggup melewatinya.
Sekarang, pada siapa lagi aku harus
menjatuhkan hati? Rasanya sudah tak sanggup lagi mempercayai seseorang untuk di
jatuh cintai. Aku takut, takut tak tertangkap lagi, hancur sudah hatiku menjadi
kepingan-kepingan kecil. Tak ada seorang pun peduli. Aku mulai membukakan mata
ku, melihat ke atas langit sambil tersenyum kecut menerima kenyataan.
Semoga, di tahun 2016 ini Tuhan
memberikan ku orang baru yang menjadi pengobat, meratakan hati ku yang sudah
bolong. Mungkin tak lekas rata memang, tapi setidaknya bersifat memulihkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar