Kamis, 31 Desember 2015



Tahun Baru



                Kembang api, botol-botol bir, dan kalender baru. Aku tanpa kamu. Disini aku menikmati pergantian malam tahun baru di balik jendela kamar ku, hanya mampu mendengar suara-suara kembang api ditemani laptop dan sebotol bir. Aku iri, kepada dia mantan kekasihmu, yang sekarang menjadi kekasih mu. Dia mampu tertawa bersamamu, bercerita denganmu, di ruangan yang sama denganmu. Menikmati kembang api berdua denganmu, romantisnya.

          Saat jam menunjukkan waktu 00.00 WIB langit malam berubah menjadi hamparan kembang api. Semua orang sibuk mengucapkan “happy new year” ke sesamanya. Aku berdiam diri menatap kembang api dari balik kaca jendela. Semua terlihat jelas dari sini, sejenak aku menutup kedua mata ku dan berdoa agar aku dikuatkan pada cobaan ini. Aku tidak meminta Tuhan ini segera berakhir atau tidak pernah terjadi, aku hanya minta agar aku sanggup melewatinya.

          Sekarang, pada siapa lagi aku harus menjatuhkan hati? Rasanya sudah tak sanggup lagi mempercayai seseorang untuk di jatuh cintai. Aku takut, takut tak tertangkap lagi, hancur sudah hatiku menjadi kepingan-kepingan kecil. Tak ada seorang pun peduli. Aku mulai membukakan mata ku, melihat ke atas langit sambil tersenyum kecut menerima kenyataan.

          Semoga, di tahun 2016 ini Tuhan memberikan ku orang baru yang menjadi pengobat, meratakan hati ku yang sudah bolong. Mungkin tak lekas rata memang, tapi setidaknya bersifat memulihkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar