Rabu, 20 Januari 2016



Rindu

                Rindu, rasa ini masih tentang kamu. Sudah satu bulan terakhir kita tak bertemu. Kau ingat? Pagi bulan lalu, akhir tahun. Kau ku bangunkan tidurnya sebelum akhirnya aku pergi membawa barang-barang ku dan kenangan ku tentang kamu. Selepas tak bertemu itu, pernah sesekali aku mengangkat telfon mu yang memanggil nomor bapak ku, kebetulan beliau sedang di luar dengan segala kebruntungan ku hari itu, ku angkat telfonmu. Mendengar suara mu seketika kenangan tentangmu yang ingin ku lupa kan hadir kembali. Tapi sayang kau tak hafal suaraku jadi kau panggil aku ibuku. Tak apa, aku memang tak penting untukmu.

          Kau tau, apa yang aku sesali dari semua ini. Aku menyesal belum sempat mengutarakan perasaan ku yang sesungguhnya terhadapmu. Aku hanya berani mengungkapkan semua itu di hadapan orang lain dan Tuhan. Aku pernah di beri waktu untuk mengungkapkan, pada malam rabu, sebelum esok paginya aku pergi tepatnya di dalam mobil saat kita sedang berdua. Saat aku memanggilmu sebenarnya aku bukan ingin menunjukkan foto gambar seram, sebenarnya aku ingin mengungkapkan perasaan ku. Tapi ku urungkan niat itu, aku pikir kau memang sudah berpacaran dengan mantan kekasihmu.

          Jujur saja aku bukan wanita yang mudah membuka kan hati ku untuk seseorang. Apa kau tau? Aku pernah di bully “Jadi cewek jomblo terus, dasar gak laku-laku!” Kata-kata yang kejam untuk di dengar, tapi aku sadar, aku gak seperti apa yang mereka bilang. Buktinya, banyak yang ngedeketin aku lewat chatt facebook, chatt bbm. Harusnya aku membalas pesan-pesan mereka untuk ku lampiaskan perasaanku yang bertepuk sebelah tangan dengamu, tapi aku tak sejahat itu. Aku memilih untuk tidak membalas pesan-pesan mereka, sampai ada lelaki yang menghujat aku prempuan jutek. Sebenarnya bukan aku jutek, hanya saja susah sekali aku membuka hati untuk orang baru. Dan buat ku hati ku masih ingin ku isi dengan namamu, walaupun ku tahu kau sudah mempunyai kekasih.

          Tuhan, jika ku di beri satu kesempatan lagi kali ini aku pasti akan mengungkapkan perasaan ku yang lama terpendam. Tapi aku tak tau kapan kesempatan itu tiba. Biar, biarkan saja aku seperti ini masih tetep sendiri merawat luka hati dan mencoba berdiri. Jika tak ada kesempatan itu, semoga Tuhan memberiku orang baru yang mampu menangkap perasaan ku. Ya, semoga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar